Arsip | puisi (poem) RSS feed for this section

SATU LITER AIR MATA

17 Des

Kita tidak akan bisa mengetahui kapan kita akan mati.

Tapi di suatu keadaan yang tidak biasa,

kita bisa mengetahui kapan kita akan mati.

 

Pasti tidak akan ada yang bisa mengobati kesedihan yang tengah kita rasakan,

karena kita telah mengetahui bahwa kematian begitu dekat dengan kita.

 

Bagaimanapun kita tersenyum,

air mata akan selalu menetes membasahi kehidupan,

dan tidak akan ada yang tahu seberapa banyaknya air mata yang telah keluar.

Bukan hanya setetes atau dua tetes,

tapi ribuan bahkan jutaan tetes air mata telah keluar dari mata kita.

 

Waktu terasa berlalu begitu cepat,

dan kita selalu ingin berusaha kembali kemasa lalu untuk merubah segalanya.

 

Yang terpenting bagi orang terdekat kita adalah bisa melihat kita selalu tersenyum, dan bagi kita,

yang terpenting adalah bagaimana orang terdekat kita jangan sampai meneteskan air matanya karena kita.

 

Mungkin kita akan merasa hidup tiada gunanya lagi,

karena kematian akan segera menjemput.

Tapi percayalah,

disisa hidup kita,

kita masih bisa berbuat yang terbaik,

yakni membuat orang terdekat kita tersenyum,

 

Jika ingin menutup mata,

khawatir tidak akan kembali bisa menutup mata.

 

Mungkin ini adalah sebuah ketidak beruntungan,

tapi ini juga merupakan sebuah keberuntungan.

 

Jangan pernah katakan “ingin mati”,

karena mengetahui kematian saja begitu menyedihkan.

 

Jika masih diberi kehidupan,

hiduplah sebaik-baiknya,

tak peduli dengan semua yang telah terjadi dahulu,

biarpun itu menyakitkan.

 

Yang dahulu berbeda dengan yang sekarang.

 

Kini tidak ada lagi yang bisa kita lakuakan,

kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Hanya hati yang masih bisa berbicara,

tapi tiada yang bisa mendengarnya.

 

Selalu tersenyum,

dan lakukan yang terbaik di sisa hidup kita,

serta buat orang terdekat kita agar tidak meneteskan air matanya.

 

17-12-11

PAHLAWAN KITA

10 Nov

Semangat mereka membara bak si jago merah yang begitu ganas,

begitu bersemangat dan begitu beringas.

Teriakan semangat tak henti-hentinya bergema,

terdengar disetiap langkah yang mereka tempuh menuju medan laga.  

 

Kepalan tangan selalu diacungkan keatas kepala,

diikuti teriakan kata yang menjadi impian mereka,

MERDEKA,

MERDEKA,

MERDEKA.

 

Harta benda mereka korbankan,

darah dan nyawa mereka pertaruhkan,

demi merebut apa yang disebut “kemerdekaan”.

 

Senjata dan tank besi sekalipun tak mampu mematahkan perlawanan mereka,

mereka hadapi dengan sebilah bambu dari neraka,

yang dibalut semangat membara,

dan diikat dengan sang saka.

 

Darah mengucur deras dari tubuh mereka,

membanjiri tanah-tanah yang sedang dilanda bencana.

 

Terus berjuang hingga titik darah penghabisan,

hingga tubuh tak mampu lagi menahan segala beban.

 

Merekalah pahlawan kita,

yang membebaskan kita dari belenggu penjajahan,

dan membawa kita pada sebuah kemerdekaan.

 

10-11-11

JATINANGOR YANG SEPI

7 Nov

Ketika aku sendiri disini,

aku begitu kesepian.

 

Tiada teman tuk melepas segala gundah,

yang ada hanya sebuah laptop usang yang selalu menemaniku,

yang selalu setia menghapus sepi yang menyelimuti diriku.

 

Ketika orang lain berbahagia merayakannya bersama keluarga,

aku hanya bisa termenung,

meratapi nasib karena berada jauh dari orang tua.

 

Hanya bisa bersedih di dalam kamar berukuran 2×3 m,

dan sesekali berusaha menghibur diri dengan berjalan-jalan keluar.

 

Oh Tuhan…

 

Jatinangor kini  terasa begitu sepi,

bagaikan kota mati yang tak berpenghuni,

sangat sepi dan begitu sunyi.

 

Aku tak tahu dimana semua orang berada,

aku tak tahu mereka pergi kemana.

 

Mungkin hanya ada aku disini,

menjadi satu-satunya manusia di Jatinangor yang sepi.

 

06-11-11

PENGORBANAN SEBUAH PENGHAPUS

2 Nov

 

Sebuah pensil akan selalu membuat sebuah penghapus terluka.

 

Saat pensil melakukan kesalahan,

penghapus akan selalu ada untuk menghapusnya,

mengorbankan sebagian dari dirinya,

untuk menghapus segala kesalahan yang dilakukan sebuah pensil.

 

Menjadi kecil dan semakin kecil disetiap waktunya,

sebelum akhirnya habis.  

 

Sebuah penghapus tentu tidak akan pernah merasa keberatan,

meskipun ia tahu,

bahwa suatu saat nanti ia akan pergi mendahului sang pensil,

 

Mereka diciptakan hanya untuk melayani pensil,

dan menghapus setiap kesalahan yang dilakukan pensil.

 

Ketika sebuah penghapus telah habis,

tidak akan ada lagi cerita,

yang tersinya hanyalah serpihan kesalahan pensil,

yang dibalut ketulusan cinta sang penghapus.

 

1-11-11

INGATLAH AKU

24 Okt

Ketika kau terpuruk dalam kesedihan,

aku akan datang menghampiri,

senantiasa berada disampingmu,

untuk hapus segala kepedihan yang menyelimuti hatimu.

 

Ingatlah aku disaat kau menangis,

aku akan datang sebagai malaikat untuk menghapus sedihmu,

dan menggunakan jemari tanganku tuk menghapus air matamu.

 

Pejamkan matamu,

bersandarlah dibahuku,

dan menangislah dipelukanku.

 

Jika itu dapat menghapus kesedihanmu,

jika itu dapat menenangkanmu,

aku akan melakukannya untukmu.

 

Disaat kau dalam kesendirian,

aku akan datang menemanimu,

menghapus segala sepi yang melanda dirimu.

dan membawakan cinta tuk menemani hari-harimu yang sepi.

 

Bukalah jendela hatimu dan lihatlah keluar,

aku menunggumu,

terus menunggu ditaman hatimu.

 

24-10-11

UANG

23 Okt

Tanpamu hidup ini akan terasa berat.

Tanpamu aku tidak akan kuat memikul beban kehidupan.

 

Bukan hanya barang,

ataupun hanya sekedar jasa manusia yang bisa aku beli dengan uang.

 

Persahabatan,

hukum,

dan agama,

bisa kubeli denganmu, uang!

Semuanya bisa aku dapatkan denganmu.

 

Kau menjadi penutup mulut manusia tak berdosa,

yang berusaha mengungkap aib manusia-manusia gila.

 

Kau hanyalah lembaran kertas busuk bernominal,

dan kepingan logam tua yang berkarat, 

tapi kau bisa membeli dunia ini.

 

Kau ibarat Tuhan bagi mereka yang gila.

Kau dipuja,

dan diagungkan oleh manusia-manusia serakah.

 

Kau bisa membuat manusia buta,

kau bisa membuat manusia besar kepala.

 

Manusia bersaing untuk mendapatkanmu,

manusia bisa saling membunuh hanya karena memperebutkamu.

 

Uang,

uang,

uang

Kau bisa membuat kami gila, Uang!

 

21-10-11

SATU SENTUHAN MENGHANCURKAN SEGALANYA

22 Okt

Sebuah kerikil yang begitu kecil,

ternyata bisa lebih menyakitkan daripada batu sebesar gedung bertingkat sekalipun.

 

Sebuah kerikil yang hampir tak dianggap,

ternyata bisa membuat aku terjatuh,

dan mengirimku ke dalam lembah keterpurukan.

 

Menggoreskan luka yang amat pedih,

membekas dan tidak akan pernah hilang.  

 

Sakit bukan kepalang.

 

Penyesalan memang datang diakhir,

aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi,

dan hanya bisa menyesali kebodohan diriku yang sangat mendasar.

 

Semua yang telah direncanakan matang,

semua yang telah ku lakukan dengan penuh perjuangan,

semua hilang,

hilang,

hilang,

dan hilang,

hanya karena sebuah “sentuhan” yang tidak ku laksanakan.

 

Andai waktu bisa diulang kembali,

mungkin aku akan memperbaikinya

dan tidak akan menyia-nyiakannya.

 

Oh Tuhan,

tolonglah hamba-Mu ini.

 

22-10-11

UJIAN PERTAMA

18 Okt

Menghadapimu aku begitu gugup,

segugup mendekati wanita yang aku kagumi.

 

Keringat bercucuran,

pikiran tak karuan.

Jantung berdegup kencang,

pusing bukan kepalang.

 

Aaaa…

Kau membuatku panik!

 

Tangan bergetar tiba-tiba saat ku memegang pena,

ketika ku mencoba menggoreskan tinta pena di atas lembaran penentuan,

tuk menuangkan segala materi yang telah kuterima.

 

Apa yang harus aku lakukan?

ku tidak tahu harus berbuat apa.

 

Semua yang telah ku pelajari semalam,

hilang seketika,

entah pergi kemana.

 

Aku termenung,

berusaha mencari jalan keluar untuk melewati semuanya.

Menundukan kepala sejenak dan berdo’a.

Oh Tuhan, berilah jalan keluar.

 

18-10-11

TERAKHIR BERTAHAN

14 Okt

Sejak mentari menyapa bumi,

semua segera bergegas untuk memulai rutinitas.

 

Tak kenal waktu,

mereka terus beraktivitas hingga malam datang.   

Tak kenal lelah,

mereka terus berusaha dan berjuang.

 

Hingar bingar suara manusia terus terdengar tiada hentinya.

Jutaan manusia berlalu lalang kesana kemari tak ada habisnya.

Suasana kota begitu ramai,

terasa penuh sesak bak lautan manusia.

 

Ketika matahari mulai pulang keperaduan,

disaat semua bergegas tuk kembali ke peristirahatan,

hanya kami yang masih bertahan.

 

Tiada seorangpun yang mampu melewatinya,

karena hanya kami yang masih tersisa.

 

Disaat yang lainnya telah menuju alam mimpi,

kami masih tetap disini,

terus beraktivitas hingga pagi menyapa kami.

 

Hanya ada kami disini,

karena kamilah yang terakhir bertahan.

 

14-10-11

AKU RINDU

5 Okt

Telah lama kita tak bertemu,

telah lama pula aku tak bersama kalian,

karena kini aku tengah mencari ilmu,

kita pun terpisahkan.

 

Dari hari ke hari,

aku mulai merasa lelah,

dengan segala hal yang bertubi-tubi datang menghampiri,

yang selalu membayangi tiap jengkal kehidupanku.

 

Disaat seperti ini aku mulai terpuruk,

jatuh ke dalam lembah kebosanan yang amat dalam,

tapi tak tahu kemana aku harus mencari pertolongan.

 

Jika dahulu aku bisa menceritakan segala hal kepadamu,

tapi kini aku tidak bisa,

karena kita berada ditempat yang berbeda.

 

Aku rindu dengan kehidupanku yang dulu,

saat menjalani hidup bersama mereka,

dan merasakan hangatnya pelukan keluarga.

 

Seharusnya disaat seperti inilah mereka bisa menolongku,

mengangkatku dari dasar lembah kebosanan,

dan membawaku menuju gerbang semangat.

 

Tapi semua itu hanya bisa tersimpan dalam angan,

karena tak bisa terwujud dan menjadi kenyataan,

telah begitu lama aku tak bertemu dengan kalian,

aku rindu.

 

05-10-11